Jumat, 29 April 2011

Idealisme Mahasiswa ?

Akhir-akhir ini kita disibukkan dengan berbagai macam pemikiran, perilaku, sepak terjang dan situasi yang mengarah kepada proses pencucian otak.  Dimana hal ini dikaitkan dengan mulai munculnya kembali eksistensi dari Negara Islam Indonesia (NII).
Golongan mahasiswa yg mana ?
Mahasiswa STIKOM ARTHA BUANA KUPANG
Tidak sedikit generasi muda intelektual yang tersangkut, terseret dan berkubang dalam kegiata NII ini.  Karena pada dasarnya mereka mempunyai alasan yang kuat, mengapa memilih generasi muda intelektual ini.  Kira-kira sebagian alasan tersebut adalah sebagai berikut :

  • Pertama, mereka bisa menyusup ke dalam lingkungan anak muda yang masih labil ideologinya sehingga mudah untuk memasukkan ideologi yang dikehendakinya.  
  • Kedua, keingintahuan generasi muda akan hal-hal baru yang lebih menantang sehingga bila ada hal baru dan penuh dengan tantangan, maka mereka dengan antusias menyambutnya. 
  • Ketiga, dengan generasi intelektual ini, mereka bisa mendapatkan amunisi untuk melanjutkan intervensinya ke dalam masyarakat.  Karena untuk bisa beraudiensi dengan masyarakat diperlukan orang-orang yang mempunyai karakter dan intelektualitas yang mumpuni.
Mahasiswa adalah generasi muda yang mempunyai idealisme tinggi.  Semua hal yang beraliran baru dan menantang pasti akan menarik mereka tak terkecuali NII ini.   Dari kacamata penulis, terdapat 3 (tiga) golongan mahasiswa, yaitu :
  1. Mahasiswa kutu buku
  2. Mahasiswa aktifis
  3. Mahasiswa kuliah karena suruhan orang tua
Mahasiswa Pertama adalah mahasiswa dimana mereka hanya mengejar prestasi dan nilai.  Hampir semua  waktu dipakai habis untuk kegiatan belajar dan baca buku, tidak pernah memperhatikan lingkungannya.
Mahasiswa Kedua adalah mahasiswa yang sebagian besar waktunya dihabiskan untuk kegiatan-kegiatan extrakurikuler baik intra maupun ekstra kampus.   Mereka hidup dengan menyusun proposal yang dimasukkan ke beberapa perusahaan untuk kegiatanya.  Mahasiswa ini lebih kritis dan kreatif dalam kehidupannya, sehingga setelah lulus lebih banyak berhasilnya (karena pengalamannya).
Mahasiswa Ketiga adalah mereka yang kuliah dengan keterpaksaan.  Mereka mau kuliah karena dipaksa untuk kuliah oleh orang tuanya.

Dari ketiga golongan tersebut, yang paling rentan terhadap masuknya ideologi-ideologi baru adalah golongan kedua.   Karena keingintahuan mereka yang besar, maka mereka mencari hal-hal baru yang lebih menantang, dan inilah yang diincar oleh mereka yang menamakan diri golongan NII.  
Agama kadang-kadang dipakai sebagai wadah untuk membentengi diri dari kelompok lain.  Pemahaman agama yang sepotong-sepotong, menjadikan mereka fanatik membabi buta.  Tidak bisa membedakan benar dan salah.  Pokoknya berlawanan dengan arah tujuan pemahaman mereka, maka dianggap sebagai musuhnya.   Karena pemahaman agama ini penting, maka diperlukan kajian-kajian yang lebih kredibel di masyarakat dan mahasiswa.  Sangat diharapkan para pemuka agama untuk lebih sering melakukan dialog dengan umatnya, terutama kalangan muda mahasiswa ini.  
Ada pemahaman yang keliru dengan jihad, bahwa jihad adalah memerangi lawan ideologi menjadi tolok ukurnya.  Padahal banyak hal mendasar yang menjadi basis semua agama, bahwa tidak ada agama yang mengajarkan untuk membuat kerusakan.  
Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh mengatakan, Kementerian Pendidikan Nasional akan melakukan revitalisasi pelajaran Agama. Pelajaran Agama tak akan ditekankan pada hafalan semata, tetapi juga diterjemahkan dalam perilaku. Pernyataan Mendiknas ini merespons maraknya gerakan radikal Negara Islam Indonesia yang menyasar pelajar dan mahasiswa di sekolah dan universitas di Tanah air.
"Hal-hal yang sifatnya pemikiran, terutama yang radikal itu, tidak bisa dilawan atau dicegah dengan hal yang bukan pemikiran. Jadi, pemikiran itu harus dilawan dengan pemikiran," kata Nuh di sela-sela pembukaan "Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional 2011" di Gedung Bidakara, Jakarta, Kamis (28/4/2011).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar